Senin, 29 November 2010

abang sayang season 1 episode 2

HALOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOO (ga santai)
kembali lagi di abang sayang! flashback dulu episode sebelum nya supaya inget.
mari kita flashback menurut agama dan kepercayaan masing-masing

"piss pis aku ga selingkuh kok tenang. maaf sekali saudara-saudara, bukan Asmara ternyata. yak anda benar, Ivan! yaitu alter-ego gw ketika dalam keadaan senang. salah itu I-Fun. adalah suatu produk keluaraan terbaru apple yang mengusung tema kipas angin canggih. itu I-Fan. Ivan adalah pacar gw, semacem kutek yang berbahan dasar herbal dan biasa dipakai orang-orang arab untuk menghiasi kuku. Gamau kalah sama Cinta Fitri yang sekarang udah nyampe season 6, yang setiap bersambung selalu menimbulkan pertanyaan dibenak perkumpulan ibu-ibu pecinta sinetron seluruh indonesia, posting gw juga bakalan gitu. tentang siapakah ivan? dari mana asal nya? bagaimana gw dan dia bertemu? dan bagaimana kelanjutannya?"

yak ternyata mengecewakan, ga berbobot sama sekali. janji, kali ini bakal lebih berbobot (sebuah majalah bermaskot kelinci  teman bermain dan belajar sewaktu kecil). semua berawal dari kepindahan gw ke suatu kelas di sebuah tempat bimbingan belajar berinisial judul lagu nya dewiq ft ipang. dari awal masuk bimbel gw masuk ke kelas jambali 1, semua kelas sama aja, karena program pembelajaran buat setiap kelas sama aja di awal semester. awal tahun, Januari 2010, kelas nya mulai dipisah-pisah sesuai dengan universitas yang diinginkan. gw mau masuk ITB, dan sebagian besar anak kelas gw pilih UI, akhirnya dengan terpaksa gue gulung tikar dari jambali 1 dan pindah  ke kelas ITB  1. dikelas ini gw kembali gelar tiker, gw buka lapak jualan dvd bajakan dan alhamdulillah laku keras. ga deng. gw pindah dengan berat hati meninggal kelas semula yang sebenernya udah lumayan enak, tapi bodo amat demi cita-cita gw membelai si dewa gajah, gw ga peduli. beruntung gw punya temen yang baru pindah kelas juga ke kelas yang sama, temen satu sekolah gw juga di 70.

hari pertama masuk kelas baru. gw telaaaaaaaaatttt. ga inget kenapa, kalo ga salah sih gara-gara sepatu gw nyangkut dan hilang dimakan setan pohon lapangan agit. beruntung si sepatu berhasil diselamatkan setelah sempet koma beberapa saat. sampe tempat bimbel gw buru-buru lari menuju lantai 2. srrreeeettt gw buru-buru buka pintu dan duduk di kloset. gw kebelet pipis. setelah lega membuang air, gw masuk ke kelas baru gw yang  letaknya ga jauh dari pintu toilet. sreeeettt (bunyi pintu geser). gw cengo berdiam diri di pintu sambil  ngeliatin seisi kelas yang juga keikut hening melihat kedatangan gw. hahahahahaha tapi yang gw tau, ada satu orang yang berada kalo ga salah di 3 deret bangku paling belakang, satu orang yang menurut pengakuan gombal nya sempat terperangah beberapa saat pas gw masuk. Ivan Naufal Manggus. Teman sekelas gw, teman seperjuangan dan teman sepernebengan.ok capek nulis, bersambung

Jumat, 26 November 2010

abang sayang season 1

halo semuanyaaaaa (sambil nyodorin mic ke penonton)
helo, helo, heloooo .. yang yang yang digoyang-goyang yang (malah keterusan jadi nyanyi)
ok serius serius. yak sekarang gw akan bercerita tentang seseorang, siapa kah dia?
ayo tebak dulu. silahkan katakan "hey hey siapa dia" kalo mau minta clue-nya

clue 1:
Ini kisah anak manusia
Yang bertemu dengan rasa yang indah
yang bisa buat mabuk buat melayang

clue 2:
Asmara…
Begitu panggilannya
Asmara…
Kadang suka kadang duka
Asmara…
Bisa membuat semua orang tergila-gila
[Asmara (Ost. Asmara Dua Diana)-Aura Kasih]

piss pis aku ga selingkuh kok tenang. maaf sekali saudara-saudara, bukan Asmara ternyata. yak anda benar, Ivan! yaitu alter-ego gw ketika dalam keadaan senang. salah itu I-Fun. adalah suatu produk keluaraan terbaru apple yang mengusung tema kipas angin canggih. itu I-Fan. Ivan adalah pacar gw, semacem kutek yang berbahan dasar herbal dan biasa dipakai orang-orang arab untuk menghiasi kuku. Gamau kalah sama Cinta Fitri yang sekarang udah nyampe season 6, yang setiap bersambung selalu menimbulkan pertanyaan dibenak perkumpulan ibu-ibu pecinta sinetron seluruh indonesia, posting gw juga bakalan gitu. tentang siapakah ivan? dari mana asal nya? bagaimana gw dan dia bertemu? dan bagaimana kelanjutannya?
tunggu di abang sayang season 2, jangan kemana mana!

Kamis, 25 November 2010

Gak semua yang lo liat itu bener

Gak semua yang lo liat itu bener. Sebuah kalimat yang tiba-tiba terlintas dipikiran gw saat ini. Dari mana asal nya? ternyata usut punya usut, kalimat ini muncul ketika gw keinget cowok gw, dimana waktu itu cowok gw menyebutkan kalimat ini ke temen gw, dimana temen gw adalah temen deketnya dia, yang mana kalimat ini adalah judul drama buatan temen gw waktu smp, dan temen gw yang bikin drama itu adalah temen nya cowok gw juga yang juga temennya temen gw yang bersahabat dekat dengan cowok gw. Ribet? Ga juga. Inget! gak semua yang lo liat itu bener dan ga semua yang lo pikir itu bener. Karena intinya, cowok gw, temen gw, dan temen gw yang bikin drama adalah temen satu smp dan mereka lagi flashback ngomongin hal hal seru jaman smp. ok ga penting

So, apa maksud posting kali ini? yo ayo saya akan mengajak anda untuk melihat beberapa hidangan yang bersangkutan dengan judul diatas

1.
 

apa profesinya?
wartawan?

 salah.



 pak polisi

2.


  TKI?

     salah.

mari kita zoom out

ea ternyata sensei heni
guru bahasa jepang

3.

Nangkep bola?


belum tentu.

bisa jadi nepok nyamuk

4.

 MISS UNIVERSE?

salah.

banci 

5.

??? 


bersambung

Provoke#40 (Student Edition) - Screening thoughts


Ketika FFI menjadi FBI


Kini kita telah berada disuatu zaman yang baru, zaman yang telah berkembang diseleluruh dunia, dikenal dengan sebutan era interaktif media dimana semua jenis media dijadikan satu bahasa yang interaktif. Sebagian industri perfilman mungkin sadar akan hal tersebut sehingga hampir semua media, TV, internet, majalah dll dijadikan alat untuk mempromosikan hasil kerja mereka. Lalu apa yang salah? Tidak ada yang salah. Tidak salah, tapi sok ngerti.

Lebih tepatnya kita hanya tau, tapi ga paham cara mengaplikasikannya dengan baik. Pergantian nama Festival Film Indonesia (FFI) menjadi festival sinetron indonesia contohnya. Dikarenakan sinetronlah yang sedang marak di semua program pertelevisian. Kini film layar lebar dengan bumbu adegan-adegan sex juga sedang marak, apa kita semua mau nama FFI berubah menjadi festival bokep indonesia?

Mari kita flashback. Beberapa waktu yang lalu perfilman kita pernah dilanda oleh virus film yang bertemakan KOMEDI – CINTA – SEX. Beberapa diantaranya memakai judul film yang “mengundang”. Ya, mengundang dalam tanda kutip. Suatu judul film dijadikan alat propaganda untuk menarik penonton menyaksikan film tersebut. parahnya, film horor kini juga telah ikut melenceng dari apa yang seharusnya disajikan. Bukan lagi isi cerita yang ditonjolkan dalam promosinya, melainkan sederet artis berpenampilan sexy lah yang menjadi sorotan utama, lengkap dengan beberapa cuplikan adegan mesum pemeran utamanya. Ini horor, bukan bokep.

Sebagai contoh, tahun 2008 perfilman indonesia dihebohkan dengan kemunculan suatu film layar lebar dengan judul yang mempunyai arti yang cukup vulgar, dan hampir sebagian besar warga indonesia tahu artinya. Jadi begitu diliat sepintas aja orang-orang pasti udah tau ini film bakalan kaya gimana isinya. Tapi supaya ga terlalu mencolok judulnya agak-agak diplesetin dari arti sebenarnya. Pintar. Dari judul, poster dan sinopsis aja udah bisa ngegambarin, ya pastinya adegannya ga jauh jauh dari adegan vulgar. Tapi giliran diprotes banyak orang atau banyak adegan yang dipotong sama lembaga sensor film, jawabannya cuma satu ’film ini punya pesan moral yang bagus kok’. Helloooouuu???  Orang-orang juga tau kaleee maksud lo apa.

Dan yang cukup membuat kita geleng-geleng kepala, ternyata beberapa film dengan tema seperti ini cukup sukses dipasaran. Sedangkan mari kita review ulang, apakah film-film bertemakan nasionalisme, keluarga, ataupun sosial cukup diminati?. Sesama warga indonesia mari kita renungkan, apa isi otak masyarakat memang suka hal yang beginian? cuma penasaran? atau hanya iseng kah? Relatif, tidak ada yang tahu jawaban pastinya.

Tapi satu yang pasti, Indonesia telah lama melupakan sisi edukatif sebuah film. Nilai seni telah pergi, kabur. Yang tertingal hanyalah struktur institusi bisnis. Uang, uang, dan lagi-lagi hanya uang. Sebuah film yang seharusnya memiliki fungsi estetika, pengetahuan, politik, dan ekonomi kini telah tercoreng dengan hal hal yang cenderung bokep. Tapi please ya, jangan mentang-mentang ga bisa buat sesuatu yang nyeni terus maksa, dan akhirnya narik perhatian orang dengan cara murahan. Seperti yang dikatakan Garin Nugroho, ”film kita dibunuh oleh nasionalisme yang sempit”. Ya, tepat. Investasi perfilman indonesia yang kecil bukannya dikembangkan, tapi malah dimatikan. Sungguh sangat tolol.

Sekedar mengingatkan, sebuah film yang mempunyai nilai seni yang tinggi, konsep cerita yang menarik, akting pemain yang bagus, adegan menyentuh (bukan menyentuh badan) ataupun pesan moral yang baik akan jauh lebih dihargai oleh para penontonnya. Bukan hanya sekedar film kacangan yang ditonton, lalu ditinggal.

Mungkin kita harus belajar dari seorang pelukis. Dimana nilai seni dari hasil karyanya lah yang menentukan besar atau kecilnya harga lukisan tersebut. membuat kita sedikit lebih mencintai arti sebuah seni.




Stefanindiana Gandhi

Rabu, 24 November 2010

How many triangles are there?

what do i miss here?




i miss U, I ...

kepompong


ga penting sih emang, tapi inti dari posting ini sebenernya adalah...


Yap! gw cuma mau pamer kalo gw bisa sikap lilin pake sleeping bag. Susah. Sumpah susah bgt apalagi ditambah rintangan lantai kamar yuzi yang sepertinya agak miring 0.5 derajat. Bayangin, betapa bangga dan terharu nya pak Doris, pak Roni, atau pak Waluyo begitu melihat mantan murid nya bisa melakukan hal ini. For the next time, gw bakal belajar kayang pake sleeping bag dan gaya-gaya lainnya yang lebih menantang. Semoga apa yang gw lakukan bisa mengharumkan nama Indonesia di mata internasional. Amin